Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U 20 2023
INDONESIA batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Sedianya, ajang ini digelar di Bali dan Jawa Tengah pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Datang pada hari yang sama, Rabu (29/3/2023), berita pembatalan ini bergemuruh mengalahkan kabar kepastian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 bagi pegawai negeri, TNI, Polri, dan pensiunan, termasuk guru dan dosen, yang biasanya disambut ingar-bingar.
Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, menurut Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) dilakukan karena mempertimbangkan situasi terkini. Namun, tragedi Stadion Kanjuruhan pun dicuplik secara khusus dalam siaran pers pembatalan.
Baca juga: BREAKING NEWS! FIFA Resmi Copot Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20 2023
Sampai pekan lalu, pemberitaan tentang Piala Dunia U-20 masih diwarnai nada-nada optimisme dan semangat. Hingga, sepotong kabar penolakan kehadiran Timnas U-20 Israel datang dari Gubernur Bali I Wayan koster, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan sejumlah elemen lain.
Alasan yang dipakai adalah pendudukan Israel atas Palestina. Penolakan juga merujuk sikap Pemerintah Indonesia sejak era Presiden Soekarno terhadap kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Polemik Israel di Laga Bola dan Olahraga, Antitesis Pelarangan Rusia
Tak pelak, polemik pun menyeruak. Dalam hitungan hari sejak penolakan, datang kabar bahwa FIFA membatalkan jadwal pengundian (drawing) Piala Dunia U-20 2023. Semula, drawing dijadwalkan berlangsung di Bali pada Jumat (31/3/2023).
Ketar-ketir Indonesia bakal kena sanksi dengan penolakan terhadap Timnas U-20 Israel pun menyeruak. Beda pendapat antara para pejabat pemerintahan—bahkan yang berlatar belakang partai politik yang sama—terjadi.
Baca juga: Liputan Khusus Polemik israel di Piala Dunia U-20 2023
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (28/3/2023), akhirnya bersuara, menjamin keikutsertaan Timnas U-20 Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 di Bali dan Jawa Tengah. Menurut Presiden, keikutsertaan Timnas U-20 Israel di ajang ini tidak menyalahi politik luar negeri Indonesia terkait pendudukan Palestina oleh Israel.
Solusi masih terus dicari. Presiden Jokowi sampai mengutus Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir terbang langsung ke markas FIFA. Menghindari sanksi pengucilan dan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah, usul pertandingan yang melibatkan Timnas U-20 Israel digelar di luar Indonesia menjadi salah satu yang muncul.
Baca juga: Presiden Jokowi: Saya Jamin Adanya Israel Tak Ubah Posisi Indonesia
Polemik dan kabar pembatalan drawing belum mengering, kejutan besar tiba pada Rabu malam. Bukan surat resmi soal pembatalan drawing yang datang, FIFA lewat siaran pers-nya malah memastikan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Semestinya, Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah pada 2021. Apa daya, pandemi Covid-19 menggagalkannya.
Kepastian Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 ini didapat pada 24 Oktober 2019, diputuskan dalam pertemuan di Shanghai, China. Selain Indonesia, kandidat yang berminat menjadi tuan rumah pada saat itu antara lain adalah Peru dan Brasil.
Baca juga: Perjalanan Soundtrack Lagu Glorious dan Batalnya Piala Dunia U20 di Indonesia
Kabar Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 tak hanya mengguncang dunia sepak bola dan olahraga. Dampak ekonomi dari hajatan ini yang diharapkan turut menopang pertumbuhan ekonomi nasional pun pupus.
Belajar dari hajatan besar seperti Asian Games 2018, pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada 2018, hingga MotoGP Mandalika 2022 dan Presidensi G20 2022, Piala Dunia U-20 2023 sedianya bukan hanya bisa menjadi sejarah gemilang untuk dunia muram sepak bola Indonesia melainkan juga pendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Asian Games 2018 Sumbang 0,05 Persen ke Pertumbuhan Ekonomi RI
Di tengah ketidakpastian global yang tak lagi hanya dipicu efek bergulir dari invasi Rusia ke Ukraina— tetapi juga oleh kebangkrutan dan krisis sejumlah bank raksasa global—, setiap sen potensi penerimaan negara dan pergerakan ekonomi publik adalah bernilai berharga.
Kini, momentum yang kasat mata bisa diharapkan untuk menopang perekonomian tinggallah perputaran uang dari konsumsi selama Ramadhan, THR, dan tradisi mudik lebaran. Klise.
Baca juga: Kotak Pandora Politik dan Olahraga
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
BATAL jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Indonesia disebut negara terbelakang oleh media Israel, Jerusalem Post. Dalam satu laporannya, mereka memuat laporan soal pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 oleh FIFA.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memang sudah bukan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Hak itu sudah dicabut oleh FIFA secara resmi.
Diduga pencabutan itu, menyusul penolakan sejumlah pihak di dalam negeri terkait kedatangan Timnas Israel U-20. Sekadar diketahui, Israel U-20 merupakan salah satu partisipian Piala Dunia U-20 2023.
Israel U-20 lolos setelah tampil apik di Piala Eropa U-19 2022. Sebab demikian, Israel U-20 berhak mengunci satu tiket Piala Dunia U-20 2023.
Mengenai penolakan Indonesia terhadap Israel, media lokal di sana, Jerusalem Post memuat laporan soal hal tersebut. Mereka mengaitkan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, dengan penolakan Israel U-20 di Indonesia.
“Indonesia menghadapi hukuman FIFA karena meolak Israel. FIFA secara resmi sudah mencabut hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, karena keberatan Indonesia atas partisipasi Israel,” tulis laporan Jerusalem Post, dikutip Sabtu (8/4/2023).
Tak hanya menyoroti hal tersebut, masih dalam sumber yang sama, Jerusalem Post menyinggung penolakan sejumlah masyarakat Indonesia terhadap Israel U-20, dinilai bukan hal yang bagus. Bahkan, media Israel itu menyebutkan Indonesia negara terbelakang, yang tak berwawasan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Akibatnya, citra Indonesia bukan sebagai bangsa modern dan berwawasan ke depan. Melainkan Indonesia sebagai negara terbelakang, yang masih dibutakan oleh gerakan anti Israel,” tulis pernyataan lanjut Jerusalem Post.
(Indonesia tak terkena sanksi berat dari FIFA)
Terlepas dari itu, Indonesia sendiri sudah mendapat hukuman dari FIFA terkait pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Beruntung, sanksi yang diberikan tidak berat.
FIFA hanya memberi hukuman kepada Indonesia, dengan menyetop mendapat aliran dana untuk pengembangan sepakbola dalam program FIFA Forward 3.0. Mengenai Tim Nasional, Indonesia masih bisa berpatisipasi di turnamen yang berada dalam kalender FIFA.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Hal itu disampaikan FIFA melalui situs resmi, Rabu (29/3) malam.
"Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia [PSSI] Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," ucap FIFA dalam situs resmi FIFA.com.
"Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya. FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Joko Widodo, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi yang terjadi pada Oktober 2022,"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketua PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat," kata FIFA.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3).
Pertemuan itu dilakukan guna membicarakan soal permasalahan yang dihadapi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Piala Dunia U-20 2023 dijadwalkan digelar di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang. Namun jelang penyelenggaraan tersebut terjadi polemik soal keikutsertaan timnas Israel U-20.
Beberapa pihak menolak Israel bermain di Indonesia, karena tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Indonesia.
Sementara banyak juga pihak yang tidak mempermasalahkan Israel main di Indonesia, karena ini merupakan kegiatan olahraga yang menjadi hajatan FIFA.
Presiden RI Joko Widodo akhirnya angkat bicara tentang polemik tersebut. Jokowi menegaskan Indonesia secara prinsip tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Namun untuk urusan olahraga yaitu Piala Dunia U-20 yang menjadi hajatan FIFA, Indonesia harus patuh terhadap aturan organisasi sepak bola dunia.
Maka itu, Joko Widodo memutuskan untuk mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir guna menemui Presiden FIFA Gianni Infantino untuk mencari solusi terkait masalah tersebut.
Sebelumnya penolakan besar-besaran terhadap kedatangan timnas Israel U-20 ke Indonesia datang dari sejumlah pihak. Tidak saja organisasi keagamaan atau umum, melainkan dari pemerintah.
Gubernur Bali I Wayan Koster adalah salah satu yang menentang keras kedatangan Israel ke Bali jelang drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, Jumat (31/3).
Penolakan Wayan Koster itu dianggap sebagai kegagalan Indonesia memberikan jaminan keamanan bagi negara peserta.
FIFA akhirnya memutuskan membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, akhir pekan lalu. Pembatalan itu memunculkan spekulasi soal nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan juga sanksi lain dari FIFA.
Liputan6.com, Jakarta- Senin 29 Maret 2023 menjadi hari buruk bagi bangsa Indonesia. FIFA akhirnya mengumumkan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dipindah dan tidak lagi dilaksanakan di Indonesia. Negara pengganti akan diumumkan beberapa hari mendatang.
Pemindahan lokasi Piala Dunia U-20 2023 ini erat kaitannya dengan aksi penolakan terhadap salah satu kontestas yang lolos lewat kualifikasi, Israel. Dalam dua pekan terakhir aksi menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 semakin gencar.
Dalam pernyataan resminya FIFA memang tak memberikan secara detail alasan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. FIFA hanya menyatakan lokasi dipindah akibat kondisi terkini di Indonesia.
Meski tak dijelaskan FIFA, penolakan terhadap Israel jelas menjadi faktor utama Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Baru kali ini FIFA membatalkan tuan rumah turnamen akbar di detik akhir. Piala Dunia U-20 2023 tinggal kurang dari dua bulan dilaksanakan, tiba-tiba lokasi dipindah.
Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah membuat timnas Indonesia U-20 juga tidak jadi bermain di Piala Dunia U-20 2023. Jatah Indonesia akan diberikan kepada tuan rumah pengganti.
Perjuangan keras Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pun harus sirna begitu saja. Indonesia ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sejak Oktober 2019.
Berikut kronologi terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 hingga akhirnya dibatalkan FIFA di saat akhir:
Berita video Presiden Jokowi memberi pernyataan terkait Piala Dunia U-20 2023 pada Selasa (28/3/2023).
Piala Dunia U-20 2023 Indonesia resmi dibatalkan oleh FIFA, Rabu (29/3). Berikut kronologi Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah di situs resmi, Rabu (29/3) malam WIB. Keputusan ini sekaligus memupus mimpi Indonesia dan Timnas Indonesia U-20 berpartisipasi di pentas sekelas Piala Dunia.
"Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia [PSSI] Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," ucap FIFA dalam situs resmi FIFA.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu alasan Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 adalah kehadiran timnas Israel di turnamen level junior di tingkat dunia tersebut. Penolakan terhadap Israel pun belakangan semakin membuncah.
Israel sebenarnya sudah resmi menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023 sejak Juni 2022 lalu. Sedangkan status tuan rumah Indonesia didapatkan pada Oktober 2019 silam.
Narasi penolakan terhadap Israel muncul di media sosial. Kemudian sejumlah pihak dari organisasi massa mengeluarkan sikap ihwal eksistensi Israel pada awal Maret 2023.
Tak hanya dari organisasi berbasis keagamaan dan umum, penolakan juga datang dari pejabat publik. Gubernur Bali I Wayan Koster mengirim surat kepada Menpora RI pada 14 Maret 2023. Inti suratnya adalah meminta Israel tidak bertanding di Provinsi Bali.
Lalu sejumlah massa menggelar unjuk rasa di dekat Patung Kuda, Jakarta, Senin (20/3) lalu. Penolakan didasari oleh tak adanya hubungan diplomasi resmi antara pemerintah Indonesia dengan Israel.
Kemudian giliran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan tak ingin Israel datang ke Indonesia pada Piala Dunia U-20 2023. Hal itu disampaikan Ganjar melalui sebuah agenda konferensi pada Jumat (24/3).
Gonjang-ganjing Israel di Piala Dunia U-20 2023 semakin menyeruak. Buntutnya FIFA memutuskan bahwa undian atau drawing Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar di Bali pada 31 Maret 2023 akhirnya dibatalkan.
Akibatnya isu pembatalan status tuan rumah pun terus bergulir. Muncul kabar FIFA sudah menunjuk Peru untuk menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah.
FIFA akhirnya membuat keputusan bulat untuk membatalkan status tuan rumah Indonesia pada Rabu (29/3) malam pukul 22.00 WIB.
Lantas apakah ada solusinya?
Akmal meminta para pemimpin di pemerintahan untuk menyamakan suara tentang keputusan di bidang olahraga ini.
"[Presiden] Jokowi bisa mengumpulkan politisi dan partai-partai politik dan dewan semuanya dan bilang 'ini kepentingan negara loh'," katanya.
"Bisa disampaikan sama Presiden bahwa kita harus terima Israel dengan mengeluarkan Perppu untuk misalnya mengganti sementara Permenlu nomor 3 Tahun 2019 tentang hubungan diplomasi dengan Israel."
Menurutnya, dalam lingkup Piala Dunia, Indonesia harus mengedepankan "perdamaian abadi dan keadilan sosial" untuk Israel.
"Israel, walaupun kita benci berhak mendapatkan keadilan," katanya.
"Kenapa? Mereka lolos piala dunia lewat kualifikasi. Mereka memang berhasil mendapatkan tiket itu, Masa kita enggak mau kasih? Kan enggak adil namanya."
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan segera terbang ke Zurich "untuk konsultasi lebih lanjut dengan FIFA."
"Kemarin baru salah satu wakil ketua dari PSSI yang ketemu, mudah-mudahan ada titik temu, paling tidak FIFA memahami posisi Indonesia," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/03).
Apa konsekuensi jika batal jadi tuan rumah?
Akmal mengatakan Indonesia terancam menerima sanksi dari FIFA, jika nantinya Indonesia batal jadi tuan rumah.
"Salah satunya dibekukan. Kalau dibekukan, kita tidak bisa ikut event-event yang digelar FIFA sampai pembekuannya dicabut," katanya.
"Itu hukuman paling ringan. Selain pembekuan apa? Bisa juga dicoret dari keanggotaan FIFA."
Akmal mengatakan bila sampai dibekukan, Indonesia harus mendaftarkan diri ulang sebagai anggota baru FIFA.
Jangka waktu penerimaannya bisa sehari atau pun sampai bertahun-tahun "sampai FIFA meyakini Indonesia bisa dipercaya."
Namun di luar sanksi dari FIFA, ada konsekuensi lain yang juga tidak kalah berat.
"Supporter Indonesia gigit jari, bangsa Indonesia dikucilkan dari sepak bola dunia, [dan] bahkan dari pergaulan internasional karena tidak bisa komitmen dengan apa yang sudah disepakati bersama," kata Akmal.
Apa dampaknya bagi para pemain?
Kusnaeni menjelaskan Piala Dunia U-20 merupakan mimpi panjang yang kerap dinantikan oleh para pemain muda. Karena terakhir kali Indonesia ikut Piala Dunia U-20 pada tahun 1977 atau 46 tahun silam.
Untuk pertandingan ini, timnas sudah mempersiapkan diri sejak dua tahun lalu, ditangani oleh pelatih dengan bayaran super mahal, hingga mendatangkan pemain luar.
Keinginan mereka, kata Kusnaeni, hanya ingin membela Indonesia di ajang tertinggi.
"Jadi meskipun main melalui jalur gratis, pembatalan ini menjadi akhir mimpi panjang yang sekarang entah berapa lama lagi harus mereka impikan," ujarnya.
"Ketika tinggal selangkah lagi menuju ke event yang sama, tiba-tiba mimpinya diruntuhkan dan kita berpotensi dihukum."
Itu mengapa, ia menilai suara kekecewaan dari para pemain dan masyarakat bisa dimaklumi. Sebab peluang untuk menang sangat "realistis".
Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.
Tapi lebih dari itu, lewat Piala Dunia U-20 ini sebetulnya bisa menjadi "trigger" untuk mendorong percepatan dalam hal kelayakan infrastruktur stadion, tata kelola pelaksanaan pertandingan.
"Namun momentum itu hilang dengan batalnya Piala Dunia."
Adapun mengenai suara-suara di media sosial yang mensyukuri dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 usai terjadinya tragedi Kanjuruhan, dinilai tidak relevan.
Sebab penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah terjadi pada Oktober 2019.
"Saya bisa memahami karena publik melihat langkah-langkah yang dilakukan menyikapi Kanjuruhan tidak maksimal."
"Akan tetapi Piala Dunia ini tidak terkait langsung dengan Kanjuruhan," jelas Kusnaeni.
Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.
Siapa saja yang menolak?
Selain Koster, kehadiran tim Israel dalam pertandingan yang tadinya akan digelar di Indonesia ini telah menuai penolakan dari beberapa pihak.
Salah satunya dari ratusan warga di Jakarta yang pada 21 Maret lalu, melakukan unjuk rasa untuk menolak kehadiran tim Israel dalam Piala Dunia U-20.
Unjuk rasa tersebut diikuti beberapa kelompok, seperti Persatuan Alumni 212, Muhammadiyah, Komite Penyelamatan Darurat Medis atau Mer-C dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penolakan juga dilakukan oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang mengatakan"Israel merupakan negara penjajah Palestina dan sikap Indonesia menolak segala bentuk penjajahan jelas termuat dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 oleh MPR."
Plt Ketua PDIP Jawa Timur, Said Abdullah juga menolak keikutsertaan Israel di ajang U20 dengan mencontoh tindakan Presiden Soekarno yang tidak memberikan visa kedatangan delegasi Israel hingga harus membayar denda, saat Indonesia jadi tuan rumah Asian Games 1962.
Tapi pakar olahraga dan koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali tidak setuju agresi Israel dijadikan alasan.
"Sekarang ada enggak negara-negara yang menolak [Israel]? Bahkan Duta Besar Palestina saja memaklumi kehadiran Israel di Piala Dunia," katanya.
"Karena memang Israel yang datang ini bukan tentara, bukan pemerintah, melainkan utusan atletnya yang tidak punya kepentingan dengan politik."
Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, kemarahan warganet tertuju pada Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster
Sumber gambar, ANTARA FOTO
Keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sama seperti mengakhiri mimpi panjang para pemain muda yang telah dinantikan selama 46 tahun, kata pengamat sepakbola Kusnaeni.
Karena itulah, menurutnya, bisa dimaklumi jika mereka mengekspresikan kemarahan dan kekesalahan kepada kelompok yang menolak kedatangan Timnas Israel.
Di media sosial, berdasarkan analisis Drone Emprit, kemarahan terhadap orang-orang yang kontra dengan atas kehadiran tim Israel sehingga berakibat gagalnya Piala Dunia U-20 "sangat tinggi" dan tertuju pada dua tokoh: Ganjar Pranowo beserta I Wayan Koster.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menuturkan perbincangan soal kedatangan timnas U-20 Israel pada rentang 21-28 Maret di media sosial terbelah menjadi dua kubu.
Kubu pertama sebesar 21% menyatakan mendukung kehadiran Israel karena menganggap olahraga tidak bisa dicampuradukkan dengan kepentingan politik.
Kubu kedua sebanyak 60% terang-terangan menolak Israel dengan dalih Israel merupakan penjahat perang dan menyetujui keberadaan mereka sama saja mengkhianati konstitusi.
Ismail Fahmi berkata, suara penolakan itu membesar sejak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan sikapnya pada 26 Maret.
Pernyataan Ganjar yang menolak kehadiran timnas Israel kemudian "diamplifikasi" oleh akun pendukung atau buzzer @GanjaranApp serta sembilan akun lain yang merupakan oposisi pemerintah dan satu akun pendukung Prabowo @bengkeldodo.
Sedangkan mereka yang mendukung kehadiran tim Israel mayoritas akun-akun pendukung pemerintah.
Sumber gambar, DRONE EMPRIT
Analisis lain dari sisi emosional yang ditangkap oleh Drone Emprit menunjukkan mayoritas warganet marah pada kelompok dan pihak-pihak yang menolak tim Israel di ajang Piala Dunia U-20.
Apalagi imbasnya Indonesia dicabut statusnya sebagai tuan rumah oleh FIFA.
"Kalau merujuk sejak 29 Maret sampai saat ini mungkin porsi kemarahannya beda lagi karena Indonesia batal. Jadi kemarahan pada mereka [kelompok] yang kontra Israel bisa jadi lebih tinggi," ucap Ismail Fahmi kepada BBC News Indonesia, Kamis (30/03).
"Netizen yang marah itu terlihat sangat peduli pada olahraga. Mereka adalah anak-anak muda."
Mereka lantas meluapkan kemarahan tersebut pada sosok Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster.
Di akun Instagram politisi PDI Perjuangan ini, ratusan ribu komentar kebanyakan berisi kekecewaan. Seperti yang disampaikan artis @cathysharon, "Bapak bikin saya sedih."
Kemudian komika @fatihandhika, "Blunder pak, jahat banget sih."
Lalu akun @iyusup644 yang mencuit, "Bapak Ganjar telah mengubur mimpi anak-anak sepakbola Indonesia maka kita harus membalas dengan mengubur mimpi pak Ganjar menjadi presiden."
Sindiran lain juga datang dari salah satu pemain timnas U-20, Hokky Caraka, "Makasih banyak pak, oh iya pak kami tahu pak nasib bapak sudah terjamin, masa depan bapak juga sudah bagus sedangkan kami pak? Kami baru mau merintis karir."
Akun Instagram Gubernur Bali, I Wayan Koster pun tak lepas dari serbuan komentar kegeraman dan makian.
Misalnya akun @dodyhangga yang berkata, "Kau patahkan doa ibu untuk impian anaknya bermain di Piala Dunia."
Lantas akun @robby_wilaksana mencuit, "Anda sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Bali yang penuh toleransi, keberagaman. Blunder politik, niatnya dapat simpati malah jadi hujatan tiada henti."
Dan akun @kuebalok_prajurit yang mengatakan, "Nanti ada event Wolrd Beach 2023, nanti Pak Gubernur tolak juga ya, soalnya ada pemain dari Israelnya. Biar adil pak jangan sepakbola aja."
Sumber gambar, DRONE EMPRIT
Video: BRIS Unjuk Gigi! Luncurkan Super App BYOND by BSI
Negara mana yang sudah menawarkan diri?
Kabar dibatalkannya 'drawing' juga langsung ditanggapi oleh berbagai negara.
Argentina, misalnya,sudah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 jika Indonesia batal menjadi tuan rumah.
Berdasarkan unggahan dari reporter olahraga Gastn Edul di Twitter, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) menyatakan siap menjadi tuan rumah.
"Piala Dunia U20 seharusnya diadakan di Indonesia pada bulan Mei. Karena alasan non-sepak bola (politik), pengundian ditunda," demikian terjemahan tweet tersebut.
Selain Argentina, ada pula negara lain seperti Brasil yang ikut memperebutkan gelar tuan rumah pada Piala Dunia U-20.
Bahrain, Uni Emirat Arab, hingga Qatar juga disebut-sebut oleh sejumlah media sebagai kandidat kuat menggantikan Indonesia menggelar pertandingan sepak bola kelas dunia.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini.
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim berharap masyarakat bisa menerima keputusan FIFA yang telah membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023."Bagi kita, masyarakat dan bangsa Indonesia, memang pada akhirnya harus menerima keputusan FIFA ini," kata Sudarnoto, Kamis (30/3/2023).
Sudarnoto berpandangan Kemenpora hingga PSSI sudah melakukan pelbagai upaya hingga detik terakhir agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah. Sampai-sampai Ketua PSSI Erick mengadakan pembicaraan dengan presiden FIFA.Tak hanya itu, ia mengatakan Plt Menpora Muhadjir Effendy juga sudah menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat dan bahkan bertemu dengan MUI membahas persoalan ini beberapa waktu lalu.Baginya, langkah yang diambil pemerintah ini sudah benar dan sangat baik meskipun hasilnya di luar ekspektasi."Karena itu kami sampaikan apresiasi yang tinggi atas kesungguhan pemerintah. Banyak hal yang patut menjadi renungan mendalam dan hikmah yang bisa dipetik di balik semua ini," kata dia."Yang pasti, persatuan dan kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi sangat berharga yang harus kita rawat baik-baik," tambahnya.Di sisi lain, Sudarnoto memiliki harapan agar Indonesia tetap dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.Namun, ia menggarisbawahi yang menjadi sumber masalah yakni kehadiran rombongan timnas dan warga Israel ke Indonesia baik sebagai pemain dan official maupun suporter. Timnas Israel dipastikan ikut Piala Dunia U-20 karena lolos kualifikasi.Ia memiliki keyakinan kehadiran timnas Israel bertentangan dengan semangat konstitusi Indonesia. Sudarnoto juga menyinggung pernah mengusulkan solusi agar timnas Israel bisa bertanding di luar Indonesia."Karena itu, harapannya sebetulnya, yang diselesaikan adalah masalah intinya, yaitu mencari solusi bagi timnas Israel agar tetap bisa berlaga akan tetapi tidak di wilayah Indonesia. Saya pernah mengusulkan, main di Singapura. Dengan cara ini, diharapkan piala dunia tetap bisa diselenggarakan di Indonesia tanpa kontroversi dan kegaduhan," kata dia.Sebelumnya, MUI mengatakan sebagian besar ormas-ormas Islam menolak kehadiran Israel bertanding di Piala Dunia U-20 jika digelar di Indonesia.FIFA akhirnya resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Hal itu disampaikan FIFA melalui situs resminya, Rabu (29/3) malam."Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia [PSSI] Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," ucap FIFA dalam situs resmi mereka.Berita selengkapnya >>> Klik di sini
Saksikan video di bawah ini:
Apa sanksi yang mungkin dijatuhkan FIFA?
Pengamat sepakbola, Kusnaeni, sudah menyangka pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 ketika Ketua Umum PSSI, Erick Thohir terbang ke Doha pada Rabu siang.
Pasalnya Indonesia tidak bisa memenuhi standar protokol yang ditetapkan federasi untuk tetap mengibarkan bendera dan mengumandangkan lagu kebangsaan Israel saat turnamen dimulai.
Persoalan lain, kata dia, FIFA masih mencatat sejumlah kekurangan dari sisi infrastruktur, stadion, dan lapangan latihan.
Dua hal tersebut, menurutnya, sangat krusial sehingga pernyataan Presiden Joko Widodo yang menjamin keikutsertaan timnas Israel, tak bisa menggoyahkan sikap federasi.
"FIFA mensyaratkan jaminan keamanan ketika bertanding, dikibarkan bendera Israel, diperdengarkan lagu kebangsaan Israel, itu yang agak sulit."
Dengan sederet permasalahan yang ada, Kusnaeni menyebut Indonesia dijatuhi sanksi "sangat mungkin terjadi".
Sumber gambar, ANTARA FOTO
Hukuman yang ada di depan mata adalah pembatasan timnas U-20 dalam berpartisipasi di ajang internasional. Konkretnya, ada kemungkinan timnas U-20 tidak bisa ikut kualifikasi kejuaraan dunia berikutnya.
Sanksi terberat Indonesia tidak bisa mengikuti atau berpartisipasi di turnamen internasional seperti Olimpiade, kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia.
"Atau secara politis Indonesia akan dicoret dari keikutsertaan dalam bidding event-event lain.
"Tapi itu tergantung eksaminasi atau penilaian FIFA."
Seperti apa respons para tokoh?
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengatakan ia sudah berjuang maksimal saat bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berlangsung di Indonesia.
Di pertemuan tersebut, ia mengatakan telah memberikan "titipan" Presiden Joko Widodo, pesan pecinta sepakbola, dan para pemain, juga suporter.
Namun, menilai situasi saat ini FIFA memutuskan tidak bisa melanjutkan penyelenggaraan.
"Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepakbola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini," ucap Erick Thohir dalam rilis resmi LOC.
"Ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi," sambungnya.
Sementara itu asisten pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto, mengutarakan kekecewaannya di Instagram miliknya.
Kata dia, persiapan untuk laga ini sudah dilakukan sejak tahun 2020 dan berakhir "menjadi sia-sia".
"Kita jauh dari istri dan keluarga untuk menyiapkan ini semua tapi apa yang kita dapat hanya sebuah kekecewaan dan itu didapat dua bulan sebelum Piala Dunia U-20 mulai," imbuhnya.
Sumber gambar, ANTARA FOTO
Pada Kamis (30/03) malam, melalui media sosial, Presiden Jokowi menyampaikan "kecewa dan sedih" setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ia berpesan untuk "jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain".
"Dan sebagai bangsa yang besar, kita harus melihat ke depan. Jadikan ini sebagai pembelajaran bagi kita semuanya, bagi persepakbolaan nasional Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam akun Instagramnya.
Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah, membuat Hokky Caraka dkk kemungkinan digantikan negara lain.
FIFA disebut bakal menunjuk salah satu tim semifinalis Piala Asia U-20 yakni Jepang sebagai pengganti Indonesia untuk melengkapi empat kuota negara Asia.
Soal tuan rumah pengganti, akan segera digelar pertemuan di Paraguay antara Presiden FIFA Gianni Ifantino dengan Presiden Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), Chiqui Tapia.
Media Argentina, TyC Sports, melaporkan pertemuan berlangsung pada Kamis (30/03).
Catatan: Artikel telah diperbarui pada Kamis, pukul 21:30 WIB untuk menambahkan komentar terbaru dari Presiden Joko Widodo.
Banda Aceh, wapresri.go.id – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Dalam situs resminya, pada Rabu (29/03/2023), FIFA menyatakan batal menggelar Piala Dunia U20 2023 di Indonesia dengan alasan “situasi terkini” di Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menekankan bahwa keputusan FIFA harus diterima dengan lapang dada oleh bangsa Indonesia.
“Apapun harus kita terima dengan ikhlas, tetapi tidak berarti itu kiamat bagi sepak bola Indonesia,” tegas Wapres saat memberikan keterangan pers usai memberikan beasiswa dan Kuliah Umum serta peluncuran Buku “K.H. Ma’ruf Amin: Bapak Ekonomi Syariah Indonesia” di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Jl. Syeikh Abdul Rauf, Darussalam, Banda Aceh, Kamis (30/03/2023).
Sebab, sambungnya, meskipun membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023, FIFA berjanji akan tetap membina sepak bola Indonesia.
“Menurut saya keputusan batalnya [penyelenggaraan Piala Dunia U-20] ini tidak boleh membut kita kemudian menjadi pesimis [dan] patah semangat,” pintanya.
Selain itu, Wapres juga mengharapkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) khususnya dalam bidang sepak bola yang tengah dikembangkan pemerintah tidak boleh terganggu karena hal tersebut. Ia meminta pembinaan olah raga sepak bola di tanah air terus berlanjut, sehingga ke depan memiliki reputasi yang lebih baik.
“Sepak bola kita harus mendunia, harus bagus, harus bisa menjadi juara baik di ASEAN, Asia, bahkan juga di tingkat dunia,” pinta Wapres.
“Jadi peristiwa ini tidak boleh membuat kita kehilangan semangat seperti kiamat,” tegasnya lagi.
Kemudian kepada para punggawa Timnas Indonesia, Wapres memberikan semangat agar tidak berkecil hati dan terus semangat berlatih untuk menyongsong berbagai event internasional lainnya.
“Terus dilatih, terus dibina, penyelenggaraan [Piala Dunia U-20] batal tidak berarti kita tidak bisa ikut event internasional lainnya,” pintanya.
Menurut Wapres, sejauh ini FIFA memandang potensi sepak bola Indonesia cukup besar, sehingga mereka berkomitmen untuk terus memberikan pembinaan.
“Saya dengar FIFA ingin membina bahkan ingin berkantor di Jakarta. Mereka melihat semangat sepak bola kita besar dan kemudian talenta yang dimiliki [para pemain] juga besar. Insya Allah, mudah-mudahan tidak ada sanksi [dan] kesempatan untuk kita bangkit selalu terbuka,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Indonesia sebelumnya ditunjuk oleh FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan pada 20 Mei-11 Juni 2023 mendatang. Menindaklanjuti penunjukan ini, Indonesia telah menyiapkan enam stadion sebagai venue pertandingan yakni di Jakarta, Bandung, Palembang, Solo, Surabaya, dan Gianyar.
Namun, akibat adanya polemik penolakan kedatangan Timnas Israel ke Indonesia oleh sejumlah pihak, FIFA membatalkan undian (drawing) pertandingan Piala Dunia U-20 2023 yang mestinya akan dilaksanakan pada 31 Maret 2023 mendatang di Bali.
Menanggapi pembatalan drawing tersebut, Presiden Joko Widodo kemudian mengutus Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir untuk bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino guna mencari jalan tengah terkait polemik penolakan kedatangan Timnas Israel.
Tetapi alhasil, FIFA tetap pada pendiriannya untuk membatalkan drawing dan bahkan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Mendampingi Wapres pada keterangan pers kali ini, Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Mujiburrahman, Plt. Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Taufik Hidayat, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi. (EP/RJP-BPMI Setwapres)
Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, tapi juga menolak kehadiran salah satu peserta. Hal itu dianggap sebagai paradoks.
FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Rabu (29/3) malam WIB. FIFA tidak menjelaskan alasan detail pencabutan itu dan hanya menuliskan narasi 'karena keadaan saat ini'.
Namun, adanya penolakan terhadap kehadiran timnas Israel U-20 yang dilakukan oleh sejumlah partai politik, organisasi masyarakat (ormas), sampai kepala daerah, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, disinyalir jadi salah satu pertimbangan FIFA dalam mengambil keputusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir memberi indikasi bahwa alasan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena faktor intervensi (penolakan timnas Israel U-20) dan faktor keamanan.
Ketum Football Forever yang menaungi para legenda sepakbola Indonesia, Fary Djemy Francis, mengatakan pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi trending topik dunia. Ia menyayangkan benturan aturan FIFA soal penolakan timnas Israel U-20.
"Ini semacam paradoks terheboh dalam dunia sepakbola. Kita yang meminta menjadi tuan rumah, kita pula yang menolak jadi tuan rumah. Aturan FIFA dipakai untuk menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Pildun U-20. Namun aturan FIFA ditabrak pula agar salah satu peserta Pildun U-20 tidak boleh bermain di Indonesia. Ini memang aneh, namun keanehan yang nyata," kata Fary Djemy.
Lebih lanjut, Fary Djemy mengatakan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 memakan korban. Impian anak bangsa dari Timnas Indonesia U-20 yang ingin mentas di Piala Dunia U-20 2023 harus pupus.
"Tentu pembatalan Indonesia menjadi host Pildun U-20 ini menelan banyak korban. Baik korban material, korban perasaan, korban impian Garuda Muda kita bahkan hingga korban harga diri. Momentum sepak bola internasional yang sangat strategis untuk negara ini, kita sia-siakan," ujarnya.
"Malah terjadi polarisasi dalam diri anak-anak bangsa oleh perbedaan menafsirkan keikutsertaan 'Israel' dalam ajang ini. Dengan mudah orang membaca isi kepala dan isi perut kita, bahwa kita adalah bangsa yang sulit memposisikan sepakbola dan politik di ruang kerjanya masing-masing, bahwa kita adalah nation yang kerap melafalkan ayat-ayat agama dan panji-panji keagamaan untuk mencari pembenaran demi memuluskan kepentingan-kepentingan terselubung."
"Namun kita lupa bahwa dengan ketidakramahan kita terhadap tamu peserta Pildun U-20, dengan penolakan kita terhadap salah satu peserta Pildun ini; kita sebenarnya sedang melukis gambar yang buruk tentang diri kita di kanvas dunia internasional. Dari hasil lukisan itu, negara-negara lain atau lembaga-lembaga dunia yang lain dengan mudah menilai siapa kita dan berpikir ulang apakah kita layak mendapatkan peluang dan momentum internasional lainnya atau tidak."
[Halaman Selanjutnya: Sepakbola Cermin Nasionalisme]
Sejumlah sanksi mengancam kelangsungan dunia sepak bola Indonesia seiring pengumuman FIFA yang telah membatalkan 'drawing' yang seharusnya dilakukan pada 31 Maret mendatang.
Sejumlah negara juga dikabarkan mengincar posisi sebagai tuan rumah penyelenggaraan ajang Piala Dunia U-20 menggantikan Indonesia. Dikutip dari detikNews, berikut penjelasan singkat dan pandangan pakar mengenai pembatalan tersebut tersebut.
Dalam pernyataannya, PSSI mengatakan penolakan Gubernur Bali Wayan Koster atas kehadiran Tim Nasional Israel dalam U20 menjadi sebab tindakan pembatalan yang dilakukan FIFA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster menyampaikan penolakannya dalam surat kepada PSSI dan Menteri Pemuda dan Olahraga.
"Karena, bagi FIFA, penolakan Gubernur tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali," bunyi pernyataan PSSI (26/03).
"Padahal sebelumnya, Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 termasuk di dalamnya Drawing Piala Dunia U-20."