Piala Dunia Asia Tenggara
JAKARTA, KOMPAS.TV - Dari hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Malaysia berhasil menjadi tim terbaik dari wilayah Asia Tenggara.
Harimau Malaya menjadi satu-satunya tim ASEAN yang sukses menyapu bersih dua pertandingan awal di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan kemenangan.
Setelah di laga perdana menang atas Kyrgyzstan 4-3, Arif Aiman dan kawan-kawan teranyar sukses mengalahkan tuan rumah China Taipei dengan skor 0-1, Selasa (21/11/2023).
Darren Lok menjadi pahlawan bagi Malaysia berkat gol tunggalnya di menit 72. Hasil tersebut membuat tim asuhan Kim Pan-gon memimpin klasemen Grup D Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan poin sempurna 6.
Sementara Thailand, berhasil bangkit setelah menelan kekalahan 1-2 dari China di laga perdana.
Menghadapi sesama tim Asia Tenggara yakni Singapura, Elias Dolah dan kawan-kawan berhasil menang 1-3.
Suphanat Mueanta menjadi pahlawan bagi Thailand berkat dua gol yang diciptakannya.
Sementara dari Grup F yang dihuni tiga tim Asia Tenggara yaitu Filipina, Indonesia dan Vietnam, tidak ada yang mampu meraih kemenangan di laga kedua.
Baca Juga: Hasil Filipina vs Indonesia: Saddil Ramdani Jadi Penyelamat, Garuda Raih 1 Angka
Filipina dan Indonesia yang berduel di Rizal Memorial Stadium harus puas dengan skor imbang 1-1.
Tuan rumah Filipina sempat unggul 1-0 lebih dulu berkat gol dari Patrick Reichelt pada menit 23.
Namun Indonesia kemudian mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Saddil Ramdani di menit 70.
Sedangkan Vietnam yang menjamu Irak harus mengakui keunggulan tamunya dengan skor 0-1. Mohanad Ali menjadi pahlawan bagi Singa Mesopotamia lewat golnya di menit 90+7.
Tim Asia Tenggara lainnya yang juga berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yakni Myanmar harus kembali menelan kekalahan dengan skor telak 1-6 dari Korea Utara.
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Baca Juga: Shin Tae-yong Ungkap Persiapan Timnas Indonesia Kontra Filipina!
BERIKUT lima negara Asia Tenggara yang pernah tampil di Piala Dunia. Harap dicatat, Piala Dunia yang dimaksud bukan hanya yang digelar empat tahun sekali, tetapi juga yang kelompok umur.
Berlaga di Piala Dunia, sekali pun kelompok umur, tidak bisa sembarangan. Ada tahapan panjang yang harus dilalui sebuah negara.
Maka dari itu, turnamen tersebut begitu bergengsi. Lalu, negara Asia Tenggara mana saja yang pernah tampil di Piala Dunia? Berikut ulasannya
Agak sulit melihat Myanmar tampil di Piala Dunia jika bicara pada level senior. Namun, mereka secara mengejutkan lolos ke Piala Dunia U-20 2015!
Mereka lolos ke ajang bergengsi itu setelah finis sebagai semifinalis di Piala Asia U-19 2015 yang kebetulan digelar di Myanmar. Namun, langkahnya hanya sampai fase grup.
Sama seperti Myanmar, masih agak sulit melihat Vietnam tampil di Piala Dunia U-20 2017. Namun, cara yang sama ditempuh The Golden Stars pada 2017.
Mereka lolos ke ajang itu setelah finis sebagai semifinal di Piala Asia U-19 2016. Sedikit mirip dengan Myanmar, Vietnam finis sebagai juru kunci, tetapi sanggup mengemas satu poin.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Malaysia juga tampaknya sulit untuk berlaga di Piala Dunia jika bukan kelompok umur. Buktinya, Harimau Malaya baru sekali tampil di Piala Dunia, itu pun pada U-20 1997 ketika menjadi tuan rumah.
Sayangnya, penampilan Malaysia selaku tuan rumah sungguh mengenaskan. Mereka terdampar sebagai juru kunci dengan nilai 0!
Raja Asia Tenggara ini juga belum pernah tampil di level senior. Thailand baru sebatas lolos ke Piala Dunia U-17 1997 alias hampir 26 tahun silam.
Tim Gajah Perang lolos ke turnamen itu sebagai runner-up Piala Asia U-16 1996 yang digelar di Thailand. Sama seperti Myanmar dan Malaysia, mereka finis di posisi juru kunci!
Berbeda dengan empat negara lainnya, Indonesia pernah lolos ke Piala Dunia 1938 sekali pun masih mengusung nama Hindia Belanda. Itu pun, mereka tampil di Piala Dunia sebagai undangan.
Indonesia juga berpotensi tampil di Piala Dunia U-20 2021 serta 2023 dengan status tuan rumah. Namun, kedua turnamen itu batal digelar. Pada 2021, Piala Dunia U-20 tak dihelat akibat pandemi, dan 2023 status tuan rumah dipindahkan ke Argentina.
Alhasil, Indonesia baru akan tampil di Piala Dunia U-17 2023, juga dengan status tuan rumah. Jika tak ada aral melintang, Garuda Asia siap terbang tinggi pada 10 November hingga 2 Desember mendatang.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau lebih dikenal sebagai ASEAN (bahasa Inggris: Association of Southeast Asian Nations)[10][11] adalah organisasi geopolitik dan ekonomi untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, Thailand pada tanggal 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi ASEAN oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan cara yang damai.
ASEAN meliputi wilayah daratan seluas 4,46 juta km², dan memiliki populasi yang mendekati angka 600 juta jiwa. Luas wilayah laut ASEAN tiga kali lipat dari luas wilayah daratannya. Pada tahun 2010, kombinasi nominal PDB ASEAN telah tumbuh hingga $1,8 triliun. Jika ASEAN adalah entitas tunggal, maka mereka akan duduk sebagai ekonomi terbesar ke-9 setelah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Jerman, Prancis, Brasil, Britania Raya, dan Italia.
ASEAN didirikan oleh lima negara melalui 5 menteri luar negerinya, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina di Bangkok pada 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok. Berikut adalah daftar menteri luar negeri pendiri ASEAN:
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pionir. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 30 April 1999. Setelah kesemua negara di Asia Tenggara bergabung dalam wadah ASEAN, Timor Leste memutuskan untuk ikut bergabung menjadi anggota ASEAN, meskipun syarat keanggotaannya belum terpenuhi.
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi:
ASEAN beranggotakan semua negara yang wilayahnya berada di kawasan Asia Tenggara. Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN beserta tahun masuknya ke ASEAN:
Ada dua negara yang menginginkan status keanggotaan di ASEAN, dan negara ini sekarang berstatus sebagai pengamat di organisasi ini:
Timor Leste (menjadi pengamat sejak 2002) dan menjadi anggota ASEAN.
Mengingat kepentingan geografis, ekonomis dan politik yang strategis, sejak beberapa tahun belakangan, ASEAN telah mencoba menjajaki perluasan anggota kepada negara-negara tetangga di sekitar ASEAN. Berikut ini adalah daftar negara-negara yang dijajaki untuk perluasan keanggotaan ASEAN:
Daftar ini hanya berlaku untuk paspor biasa ASEAN.[20]
ASEAN+3 sudah melakukan beberapa pertemuan di antaranya kerja sama keamanan energi. ASEAN+3 muncul sebagai akibat semakin meningkatnya kebutuhan energi baik di tingkat regional maupun tingkat dunia. Pertemuan pertama berlangsung pada tanggal 9 Juni 2004 di Manila, Filipina dan mengesahkan program kegiatan Energy Security Forum, Natural Gas Forum, Oil Market Forum, Oil Stockpliling Forum dan Renewable Energy Forum dan masih banyak lagi pertemuan yang dilakukan ASEAN+3.[21]
Peran Jepang sangat diharapkan dalam mengambil peran ekonomi yang lebih tegas. Di sisi lain, Jepang sendiri terlihat pasif dalam peran kekuatan politik dan militer karena masih ada saingan yang kuat, yaitu RRT. Jepang masih menganggap bahwa kedaulatan suatu negara sebagai faktor yang paling penting.
Kepentingan Jepang di kawasan seperti yang kita lihat sekarang, yaitu kestabilan kawasan di Asia Tenggara dan keamanan maritim/the sea lines of communication. Para elite pemerintah Jepang tampaknya bersikap waspada dan proaktif terhadap setiap perkembangan pada tataran regional terutama bangkitnya RRT sebagai raksasa ekonomi dunia.
Jepang merasa harus memberikan perhatian yang lebih besar pada kestabilan regional. Lagi pula, Jepang sendiri secara psikologis tentunya masih merasa sebagai bangsa yang besar di Asia-Pasifik. Dalam mengimplementasikan peranan politik di kawasan ASEAN akan timbul perbedaan pandangan dengan Amerika Serikat. Instrumen yang paling efektif untuk menghadapi Amerika Serikat adalah ekonomi. Sikap lebih ramah bangsa Jepang sangat diperlukan untuk menghadapi Amerika Serikat. Jepang sendiri telah merencanakan peningkatan yang signifikan terhadap kekuatan militernya (secara langsung maupun tidak langsung). Hal ini akan berimbas pada negara-negara anggota ASEAN dalam bentuk peningkatan perlombaan senjata di kawasan.
Kontur dimensi multipolar yang kian kompleks mengharuskan tiap negara anggota ASEAN untuk adaptif terhadap dinamika geopolitik dan geostrategi kawasan. Seperti pada peningkatan kemampuan militer RRT yang oleh Amerika Serikat pun dipandang sebagai sebuah ancaman. Peran internasional RRT telah terbuka lebar dengan diundangnya modal dan teknologi dari Barat dan Jepang.
RRT tampaknya akan terus mempertahankan kepentingan dan pengaruh strategis mereka di kawasan ASEAN, baik secara politik maupun militer. Ada keprihatinan mengenai tindakan RRT beberapa tahun yang lalu di Kepulauan Spratly. Pengembangan lembaga-lembaga keamanan yang lebih kuat di kawasan sangat diperlukan. Di bidang ekonomi dan industri, langkah RRT yang mendorong warganya bermigrasi dari daerah perdesaan ke kota-kota untuk menciptakan 270 juta pekerjaan dalam 10 tahun ke depan patut diapresiasi.
Kepentingan utama RRT terhadap negara-negara Asia terfokus pada pembangunan ekonomi yang cepat, dan bagi RRT, untuk diakui sebagai kekuatan Asia yang besar juga sangat penting. Dalam sebuah novel terbitan tahun 1997 yang menggambarkan terjadinya perang berskala global antara Amerika Serikat melawan RRT, diceritakan bahwa pemicunya adalah serangan RRT ke Laut Tiongkok Selatan dan invasi militer RRT ke Vietnam. Walaupun novel tersebut adalah fiksi belaka, namun tetap ada korelasinya dengan kondisi yang terjadi saat ini, dan ada kemiripan dengan apa yang diungkapkan oleh pakar politik AS Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization.[22]
Begitu juga dengan Korea Selatan, Presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak pada tahun 2009 mengatakan bahwa perdagangan ASEAN-Korea Selatan telah tumbuh sebelas kali lipat dalam dua dekade terakhir menjadi senilai $90,2 miliar. Angka tersebut bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi $150 miliar pada 2015 dan berencana untuk meningkatkan (kerja sama) lebih baik lagi serta melakukan pertukaran budaya dan sebagainya.
Negara yang terlibat dalam kerjasama ASEAN+6 ini terdiri dari gabungan kerjasama ASEAN+3 yang beranggotakan Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, ditambah India, Australia, dan Selandia Baru.
India menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi mitra wicara sektoral sejak 1992. Pada KTT ke-1 ASEAN-India di Phnom Penh, Kamboja tanggal 5 November 2002, para pemimpin ASEAN dan India menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi, pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi dan kontak bangsa dengan bangsa. Komitmen ASEAN dan India tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity and Plan of Action pada KTT ke-3 ASEAN-India di Vientiane, Laos tanggal 30 November 2004.[23]
Hubungan kerja sama Indonesia-India di bidang ekonomi dan perdagangan mulai timbul seiring dengan adanya upaya-upaya ke arah kerja sama antara ASEAN dan Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC) untuk menuju kerja sama yang lebih luas di kawasan Asia. Secara lebih konkret lagi, hubungan dan kerja sama yang lebih dekat telah terwujud dalam hubungan kemitraan antara ASEAN dan India melalui format pertemuan tingkat tinggi ASEAN+1 (India), di mana pertemuan keduanya diadakan di Bali pada bulan Oktober 2003 lalu.[24]
Beberapa negara anggota ASEAN berselisih tentang tapal batas masing-masing negara. Dan beberapa negara ASEAN dengan negara disekitarnya saling membuat klaim teritorial atas Laut Tiongkok Selatan.[25] Perselisihan tersebut dianggap sebagai titik konflik Asia yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kawasan ASEAN.[26][27]
Perbara telah mengeluarkan deklarasi tentang masalah ini, menyerukan semua negara untuk menangani masalah tersebut tanpa menggunakan kekerasan.[25]
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
Situs web terkait ASEAN
Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Materi Pariwisata Asia Tenggara
See full PDFdownloadDownload PDF
See full PDFdownloadDownload PDF
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.